Thursday, February 26, 2015

Repost: Distraksi Hati

Mumpung masih Februari, mumpung masih bulannya kasih-kasih, kasih coklat Valentine atau kasih angpaw, ya semoga saja orang-orang yang melakukan itu semua memberikan sesuatu bukan dasar karena formalitas selebrasi belaka, tapi karena memang kemauannya dari dalam hati. Sesuatu yang terpaksa itu sama sekali enggak enak, kita akan merasa itu adalah sebuah effort, dimana kita akan mempermasalahkan energi yang kita keluarkan dan menuntut akan hasil. Ok, gue akan ngomongin yang ringan-ringan aja sekarang, gimana kalo ngomongin perasaan? Cukup ringan kan? Palelo rengat.
Cukup ringan jikalau perasaan yang lo punya sebanding dengan perasaan pasangan lo, tapi gimana kalo perasaan pasangan lo memang enggak sebesar dengan apa yang lo punya? Semua akan merasa kecewa yang pasti, tapi sebelom lo kecewa, sepertinya lo harus kaji duduk permasalahan kenapa pasangan lo seperti itu. Kasus yang sering terjadi adalah karena faktor belum move on dari mantan pacarnya atau mantan gebetannya, masalah ini sangat berat karena biasanya alasan pasangan lo putus dengan mantannya adalah karena keadaan; bisa beda agama, permasalahan jarak atau orangtua, bukan karena faktor selingkuh, posesif dan sejenisnya. Putus bukan karena udah enggak sayang lagi, tapi karena keadaan, akan menyisakan suatu fase yang dinamakan “unfinished business”.
Jeng Jeng! Urusan yang belom kelar menimbulkan rasa penasaran melebihi arwah, apapun yang lo lakuin untuk bisa meningkatkan kualitas hubungan lo akan terganggu dalam sekejap saja hanya karena sesuatu yang simpel, sepele tapi berbahaya, misalnya di mobil tiba-tiba sang penyiar muterin lagu dimana lagu itu adalah anthem cintanya dia sama mantannya atau enggak sengaja ke restoran tempat pertama kali pasangan lo ngedate sama pacarnya yang dulu. Nah, hal-hal kaya gitu dinamakan ‘distraksi’, sekali lagi, sepele tapi bahaya, kenapa gue bisa bilang bahaya, menurut Collins English Dictionary yang gue kutip dari Ariesadhar, distraksi memiliki 4 makna yaitu:
(1) tindakan mengganggu dan turunannya atau keadaan menjadi terganggu,
(2) sesuatu yang berfungsi sebagai pengalihan atau hiburan,
(3) interupsi, suatu hambatan berkonsentrasi, dan
(4) gejolak jiwa atau kegilaan.
Ok, udah jelas kan kenapa bahaya?
Sebenarnya distraksi itu ada karena manusia membiarkan otaknya untuk memberikan tempat pada distraksi itu sendiri, jadi sebenarnya balik lagi, gimana cara bersikap aja sih. Bersikap menjadikan masa lalu hanyalah sekedar masa lalu, karena hidup ibarat sebuah novel, banyak bab yang harus di tulis, banyak bab yang harus diselesaikan, karena kalau kita stuck dalam satu bab saja, ya enggak akan bisa untuk lanjut nulis ke bab berikutnya, biarkan masing-masing bab mempunyai keunikan ceritanya sendiri, dengan begitu novel hidup lo bakalan keren.
Tapi memang pada kenyataannya melupakan adalah mudah secara teori tapi enggak pada prakteknya, sekali lagi gue katakan ini semua tergantung gimana elo menyikapinya. Kalau memang lo sama sekali belum bisa melupakan orang di masa lalu lo, mari bersikap fair, jangan memulai hubungan baru, selesaikan yang harus diselesaikan, jangan membangun sebuah rumah baru dimana rumah lo sebelumnya belum jadi juga, pada akhirnya lo enggak akan bisa menempati salah satu rumah itu.
Dengan gue nulis begini bukan berarti kita harus mendikte kehidupan pasangan kita, karena kehidupan pasangan kita sudah jauh dan lama terbentuk sebelum kita datang, kita enggak berhak, sama enggak berhaknya dengan masa lalu pasangan kita mengintervensi kehidupan baru kita, tapi jikalau distraksi itu tetap ada bahkan sampai menguat, menangkan diri lo, buat diri lo menjadi juara, karena di kamus gue enggak ada tuh mengalah untuk menang, menang adalah mutlak, tapi kalau lo merasa kapasitas lo enggak cukup untuk menang, satu jawabannya, jangan ikut pertandingan.
Post ini, sebenernye repost dari @pergijauh. Tapi wajib banget di repost, biar bisa dan ngerti cepet sama move on. Semoga makin ngerti, dan ga bodo lagi kenapa gabisa move on! hahahaha

No comments:

Post a Comment